Thursday 28 August 2014

Kisah Alexis Sanchez


     Ketika transfer musim panas dibuka untuk menyambut musim 2014/15 premier league, Arsenal sebagai klub papan atas Liga inggris itu tidak mau ketinggalan untuk memboyong pemain yang sudah menjadi incaran sejak lama. Rekrutan pertama klub asal London utara itu jatuh ke Alexis Sanchez asal klub Barcelona dengan harga 33 juta pounds. Pemain yang dikenal karena drible dan kecepatannya saat dilapangan ini juga memiliki kelebihan bisa dimainkan di beberapa posisi hal ini yang membuat Arsene Wenger kepincut untuk memboyongnya ke Emirates Stadium.

Alexis adalah penyelesai ulung. Saya menggamati penampilan bagusnya di Italia dan dia sungguh luar biasa. Dia bisa bermain di kanan atau kiri sektor serangan dan karena itulah saya mendatangkannya.Arsene Wenger

Kisah Alexis Sanchez 
Alexis Sanchez memang dikenal berkat karakter pantang menyerah dan hal ini bukannya tanpa alasan. Pria kelahiran 19 Desember itu sadar bahwa sepak bola telah menyelamatkan hidupnya dan ingin membalas budi dengan selalu tampil 100 persen.

jika tidak menjadi pesepak bola, saya mungkin akan bekerja di tambang atau melakukan pekerjaan kasar lainnya,” kata Alexis dalam dokumenter HBO

Alexis lahir di Tocopilia, kota pesisir kecil berjarak 1600 Kilometer sebelah utara ibukota Chili, Santiago. Di kota dengan tingkat putus sekolah serta penyalah gunaan alkohol dan narkoba yang tinggi ini, pilihan menyambung hidup bagi kaum lelakinya hanyalah bekerja di tambang atau menjadi nelayan.

Sosok ayah nyaris tak ada dalam hidup Alexis Sanchez karena pria bernama Guilermo Soto tersebut kabur, meninggalkan keluarganya sejak Alexis masih kecil. Sang ibu, Martina, seorang diri membesarkan Alexis dan ketiga saudaranya, yakni Marjorie (32), Humberto (28), dan Tamara (17), dengan bekerja sebagai tenaga kebersihan di sekolah tempat Alexis menimba Ilmu. Martina mendapat uang tambahan dengan membersihkan ikan serta menjual bunga. Hal ini pula yang membentuk pribadi Alexis menjadi anak pantang menyerah, berbakti pada orang tua dan randah hati.

Ia sadar tak boleh menambah bebean sang ibu dan mencari uang dengan caranya sendiri. Boleh dikatakan keluarga Alexis termasuk salah satu keluarga yang miskin sehinga Alexis terpaksa membantu mencari uang sejak kecil. Dia mencuci mobil di komplek pemakaman dekat rumah atau melakukan akrobat di jalan. Alexis seperti pesenam cilik yang melompat kesana-kemari demi mendapatkan uang receh dari siapapun yang melintas di jalan. Tetangga sering memberinya uang receh karena merasa terhibur oleh Alexis. Terkadang, dia mengetuk pintu rumah tetangga karena sedang kelaparan. Alexis juga beberapa kali bertinju dijalan untuk pertunjukan.

"Saya selalu suka sepakbola sejak kecil. awalnya saya bermain dengan teman-teman dilapangan tanah dekat rumah. Setiap bermain sepakbola saya selalu lupa dengan semua masalah." kata Alexis dalam wawancara disitus resmi Barca beberapa waktu silam.

Alexis beruntung dikaruniai modal luar biasa untuk lepas dari jerat kemiskinan. Talentanya mengolah si kulit bundar sungguh luar biasa kendati selalu bermain dengan kaki telanjang karena tak mampu membeli sepatu. Talenta Alexis pertama kali diamati serius oleh pelatih tim junior Club Arauco, Alberto Toledo, yang mengijinkannya berlatih kendati tak sanggup membayar uang iuran latihan. Suatu ketika dalam sebuah pertandingan Alexis yang baru datang saat timnya sudah ketinggalan satu gol. Dengan sepatu pinjaman dari rekan setim karena ia memang tak mampu untuk membeli sepatu bola. Alexis masuk dan mencetak delapan gol. Walikota Tocopilia kala itu terkesima dengan penampilan luar biasa Alexis Sanchez dalam pertandingan tersebut dan kemudian sang walikota tersebut memberikan Alexis sepatu bola sebagai hadiah.